Makalah – Dampak Lumpur Lapindo pada masyarakat dan lingkungan

Dampak Lumpur Lapindo pada masyarakat dan lingkungan

Disusun Oleh:Sekar Ayu Aulia Insani (321110023)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan rahmatNya lah penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Dampak Lumpur Lapindo pada masyarakat dan lingkungan“ untuk mata kuliah Etika Profesi dapat terselesaikan dengan lancar. Penulis juga berterima kasih kepada kedua orang-tua yang senantiasa mendukung, membimbing, dan menyemangati penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. Kepada Bapak Annas Vijaya, MTI selaku dosen mata kuliah Etika Profesi yang selalu memberikan petunjuk dan menuntun kami dengan sabar agar laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah membantu serta turut ikut mendukung kami dalam pengerjaan karya tulis ini.
Akhir kata, kami berharap agar kiranya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah pengetahuan baru. Terima kasih.

Malang, 30 Agustus 2013

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang Masalah

Banjir lumpur panas atau yang lebih dikenal sebagai bencana lumpur lapindo telah terjadi di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur pada tanggal 29 Mei. Bencana lumpur lapindo adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc. Sampai saat ini bencana lumpur lapindo masih terus berlangsung. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), pada 2007 area terdampak lumpur Lapindo meliputi 12 desa di tiga kecamatan seluas 640 hektar. Saat ini wilayah itu sudah berubah menjadi kolam lumpur. Pada 2008, luas area terdampak bertambah menjadi 728 hektar.Pada 2011, luasnya bertambah dengan dimasukkannya wilayah 9 rukun tetangga baru dalam peta area terdampak. Dan pada awal 2012, ada 65 RT baru masuk peta area terdampak. Sehingga selama enam tahun semburan lumpur Lapindo terjadi, ada sebanyak 11.881 keluarga yang rumah ataupun tanahnya berada di area terdampak. Dengan demikian dapat dilihat bahwa bencana lumpur lapindo ini telah memberikan dampak yang luar biasa bagi masyarakat, bukan hanya masyarakat sekitar lokasi terjadinya bencana lumpur lapindo namun juga bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur.

Rumusan Masalah

Adapun di dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menemukan beberapa masalah, yaitu:

  1. Apa yang menjadi penyebab terjadinya bencana lumpur lapindo?
  2. Apa dampak yang diakibatkan oleh bencana lumpur lapindo pada masyarakat dan aktivitas perekonomian di Jawa Timur?
  3. Apa yang dilakukan pemerintah dan Lapindo Brantas Inc untuk menyelesaikan permasalahan bencana lumpur lapindo?

Tujuan

Adapun tujuan dari adanya penulisan karya ilmiah ini, yaitu:

  1. Mengetahui apa yang menjadi penyebab terjadinya bencana lumpur lapindo.
  2. Mengetahui dampak yang diakibatkan oleh bencana lumpur lapindo pada masyarakat dan aktivitas perekonomian di Jawa Timur
  3. Mengetahui tindakan pemerintah dan Lapindo Brantas Inc untuk menyelesaikan permasalahan bencana lumpur lapindo

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

LAPINDO BRANTAS Inc

Lapindo Brantas Inc. pertama didirikan pada tahun 1996, setelah proses kepemilikan sahamnya diambil alih dari perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat, Huffington Corporation, yang saat itu telah menandatangani perjanjian Production Sharing Contract (PSC) dengan Blok Brantas di Jawa Timur untuk jangka waktu 30 tahun.
Dari tahun 1991 hingga 1996, LBI (Lapindo Brantas Inc.) melakukan survei seismik dan kegiatan pemboran eksplorasi yang fokus pada pengembangan Lapangan Gas Wunut, yang kemudian mulai berproduksi pada 25 Januari 1999. LBI merupakan perusahaan swasta pertama di Indonesia yang memproduksi gas di Lapangan Wunut. LBI kemudian bergabung dengan PT Energi Mega Persada (EMP) di tahun 2004 sebelum diambil alih oleh Minarak Labuan Co. Ltd. (MLC).
Lapindo Brantas, Inc (LBI) bergerak di bidang usaha eksplorasi dan produksi migas di Indonesia yang beroperasi melalui skema Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di blok Brantas, Jawa Timur. LBI melakukan eksplorasi secara komersil di 2 wilayah kerja (WK) di darat dan 3 WK lepas pantai dan saat ini total luas WK Blok Brantas secara keseluruhan adalah 3.042km2

Kronologis Terjadinya Bencana Lumpur Lapindo

Semburan lumpur panas itu muncul pertama kalinya pada 29 Mei sekitar pukul 05.00. Semburan ini terjadinya di areal persawahan Desa Siring, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo sekitar 150 meter barat daya sumur Banjar Panji 1 yang dikerjakan oleh Lapindo Brantas Inc.
Selama tiga bulan Lapindo Brantas Inc, melakukan pengeboran vertikal untuk mencapai formasi geologi yang disebut Kujung pada kedalaman 10.300 kaki. Sampai semburan lumpur pertama itu, yang dalam dunia perminyakan dan gas disebut blow out, telah dicapai kedalaman 9.297 kaki (sekitar 3,5 kilometer). Kedalaman ini dicapai pukul 13.00 dua hari sebelum blow out.
Pada pengeboran di kedalaman tersebut, lumpur berat masuk pada lapisan, disebut loss, yang memungkinkan terjadinya tekanan tinggi dari dalam sumur ke atas atau kick, antisipasinya adalah menarik pipa untuk memasukkan casing yang merupakan pengaman sumur. Ketika penarikan pipa hingga 4.241 kaki, pada 28 Mei, terjadi kick.
Penanggulangan ini adalah dengan penyuntikan lumpur ke dalam sumur. Ternyata bor macet pada 3.580 kaki, dan upaya pengamanan lain dengan disuntikan semen. Bahkan pada hari itu dilakukan fish, yakni pemutusan mata bor dari pipa dengan diledakan. Namun kemudian yang terjadi adalah munculnya semburan gas dan lumpur pada subuh esok harinya.

BAB III
PEMBAHASAN

Penyebab Bencana Lumpur Lapindo

Pada awalnya bencana lumpur lapindo diperkirakan diakibatkan oleh adanya bencana gempa yang terjadi di Indonesia. Hal ini didapat berdasarkan laporan yang ditulis oleh dua orang insinyur petroleum terkemuka. Mereka adalah Maurice Dusseault PhD dari Universitas Waterloo, Kanada dan Baldeo Singh, insinyur S3 dari Massachusetts Institute of Technology, AS. Menurut mereka gempa dan gempa-gempa susulan di Yogyakarta serta dampak yang ditimbulkannya merupakan kunci penyebab kejadian bencana lumpur lapindo yang terjadi. Selain itu juga terdapat laporan dari Ralph Adams, insinyur asal Kanada yang sudah berpengalaman 29 tahun dalam pengeboran minyak dan gas di Indonesia. Adams menulis laporan Banjar Panji-1 Well Control Incident Report. “Program pengeboran dan perubahan rangka sumur pengeboran bukan menjadi penyebab letusan. (Semburan) dibuka oleh gempa besar kurang dari 24 jam sebelum kena sumur,” tulisnya.
Namun dalam AAPG 2008 International Conference & Exhibition yang dilaksanakan di Cape Town International Conference Center, Afrika Selatan, tanggal 26-29 Oktober 2008 yang dihadiri oleh ahli geologi seluruh dunia, menghasilan pendapat ahli: 3 (tiga) ahli dari Indonesia mendukung GEMPA YOGYA sebagai penyebab, 42 (empat puluh dua) suara ahli menyatakan PENGEBORAN sebagai penyebab, 13 (tiga belas) suara ahli menyatakan KOMBINASI Gempa dan Pemboran sebagai penyebab, dan 16 (enam belas suara) ahli menyatakan belum bisa mengambil opini. Dengan demikian suara terbanyak untuk penyebab terjadinya bencana lumbur lapindo adalah pengeboran yang salah.
Diperkirakan bahwa Lapindo, sejak awal merencanakan kegiatan pengeboran ini dengan membuat prognosis pengeboran yang salah. Mereka membuat prognosis dengan mengasumsikan zona pengeboran di zona Rembang dengan target pemborannya adalah formasi Kujung. Padahal mereka mengebor di zona Kendeng yang tidak memiliki formasi Kujung-nya. Dengan demikian mereka merencanakan akan melakukan pemasang casing setelah menyentuh target, yaitu batu gamping formasi Kujung yang sebenarnya tidak ada. Selama pengeboran mereka tidak meng-casing lubang karena kegiatan pengeboran masih berlangsung. Selama pengeboran, lumpur yang overpressure (bertekanan tinggi) dari formasi Pucangan sudah berusaha menerobos tetapi dapat di atasi dengan pompa lumpurnya Lapindo.
Setelah kedalaman 9297 kaki, akhirnya mata bor menyentuh batu gamping. Lapindo mengira target formasi Kujung sudah tercapai, padahal yang dicapai hanya menyentuh formasi Klitik saja. Batu gamping pada formasi Klitik sangat porous (bolong-bolong). Akibatnya lumpur yang tadinya digunakan untuk melawan lumpur formasi Pucangan hilang masuk ke lubang di batu gamping formasi Klitik atau circulation loss sehingga Lapindo kehilangan/kehabisan lumpur di permukaan.
Akibat dari habisnya lumpur Lapindo, maka lumpur formasi Pucangan berusaha menerobos ke luar. Mata bor berusaha ditarik tetapi terjepit sehingga dipotong. Sesuai prosedur standard, operasi pemboran dihentikan, perangkap Blow Out Preventer (BOP) di rig segera ditutup & segera dipompakan lumpur pemboran berdensitas berat ke dalam sumur dengan tujuan mematikan kick. Kemungkinan yang terjadi, fluida formasi bertekanan tinggi sudah terlanjur naik ke atas sampai ke batas antara open-hole dengan selubung di permukaan (surface casing) 13 3/8 inchi. Di kedalaman tersebut, diperkirakan kondisi geologis tanah tidak stabil & kemungkinan banyak terdapat rekahan alami (natural fissures) yang bisa sampai ke permukaan. Karena tidak dapat melanjutkan perjalanannya terus ke atas melalui lubang sumur disebabkan BOP sudah ditutup, maka fluida formasi bertekanan tadi akan berusaha mencari jalan lain yang lebih mudah yaitu melewati rekahan alami tadi & berhasil. Inilah mengapa surface blowout terjadi di berbagai tempat di sekitar area sumur, bukan di sumur itu sendiri

Dampak Bencana Lumpur Lapindo

Bencana lumpur lapindo telah memberi banyak dampak pada masyarakat sekitar dan aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Dampak – dampak yang didapat bukan hanya dampak negatif, namun juga ada dampak positif yang didapatkan dari terjadinya bencana ini. Adapun dampak negatif yang didapat yaitu :

a) Bencana lumpur lapindo yang tadinya hanya menggenangi 4 desa sekarang telah meluas menjadi 16 desa, hal ini berarti lebih dari 728 hektar telah tergenangi. Dalam area yang tergenangi ini tidak hanya terdapat rumah penduduk saja, namun ada sarana pendidikan, pabrik, dan kantor pemerintahan yang juga ikut tergenang. Dengan keadaan ini secara otomatis akan banyak penduduk yang bukan hanya kehilangan tempat tinggalnya namun juga kehilangan mata pencahariannya dan akan ada banyak anak yang kehilangan tempat mereka untuk menuntut ilmu.
b) Bencana lumpur lapindo juga telah mencemari lingkungi sekitar dari wilayah yang digenangi, seperti areal persawahan dan ladang milik warga. Banyak ternak milik warga yang ikut mati dalam bencana ini. Menurut Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), secara umum pada area luberan lumpur dan sungai Porong telah tercemar oleh logam kadmium (Cd) dan timbal (Pb) yang cukup berbahaya bagi manusia apalagi dengan kadar yang jauh di atas ambang batas. Lumpur lapindo juga memiliki kadar PAH (Chrysene dan Benz(a)anthracene) dalam lumpur Lapindo yang mencapai 2000 kali di atas ambang batas bahkan ada yang lebih dari itu. Kandungan PAH sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Berikut akibat yang dapat diakibatkan oleh zat PAH bagi manusia da lingkungan ,yaitu:

  • Biokumulasi dalam jaringan lemak manusia dan hewan
  • Kulit merah, iritasi, melepuh, dan kanker kulit, jika terjadi kontak langsung dengan zat PAH
  • Terjadi permasalahan reproduksi
  • Memperbesar kemungkinan terkena kanker

Dampak PAH yang ada dalam lumpur lapindo terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar mungkin tidak akan dirasakan sekarang, namun akan dapat dirasakan pada jangka waktu lima sampai sepuluh tahun mendatang. Selain itu perlu juga diwaspadai bahwa ternyata lumpur Lapindo dan sedimen Sungai Porong kadar timbal-nya sangat besar yaitu mencapai 146 kali dari ambang batas yang telah ditentukan.
c) Terjadinya bencana lumpur lapindo ini juga telah menggangu aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Hal ini dikarenakan ditutupnya ruas jalan tol Surabaya-Gempol hingga waktu yang tidak ditentukan. Seperti yang kita tahu, kota Surabaya merupakan ibukota dari Jawa Timur, sehingga banyak sekali aktivitas perekonomian yang berjalan disana. Dengan ditutupnya jalan tol Surabaya-Gempol, secara otomatis mengakibatkan banyak kemacetan yang terjadi, terutama di jalan alternatif menuju Surabaya. Penutupan jalan tol ini juga berdampak pada aktivitas produksi di kawasan Mojokerto dan Pasuruan yang merupakan salah satu kawasan industri utama yang ada di Jawa Timur. Bencana lumpur lapindo ini juga telah membuat tanah di wilayah yang tergenangi menjadi ambles dan merusak beberapa pipa air milik PDAM. Sebuah sutet milik PLN juga ikut terendam dalam bencana ini. Hal ini mengakibatkan warga di sekitar jalan raya porong kesulitan dalam mendapatkan air bersih, listrik, dan jaringan telepon.
Dapat dilihat bahwa bencana lumpur lapindo telah memberikan banyak dampak negatif bagi masyarakat sekitar dan aktivitas perekonomian Jawa Timur. Namun seperti pepatah yang mengatakan bahwa dibalik kesulitan pasti ada kemudahan, bencana lumpur lapindo juga memiliki beberapa dampak positif, yaitu :
a) Mineral Lumpur lapindo tersebut dapat digunakan untuk pembuatan bodi keramik dengan pembakaran antara suhu 800-900oC dan untuk pembuatan keramik hias dengan pembakaran suhu 1400oC serta pembuatan batu bata, batako dan genteng.
b) Mineral lumpur lapindo dapat dikembangkan untuk dijadikan sumber daya energi non konvensional,yaitu dalam pembuatan baterai seperti baterai yang diciptakan oleh Aji Christian Bani Adam, Oki Prisnawan, Yoga Pratama dan Umarudin. Baterai ini telah menjadi juara kedua dari kompetisi Technopreneurship Pemuda 2012. Baterai tersebut memanfaatkan pasta yang telah mereka hasilkan dari lumpur lapindo. Baterai ini akan bertahan hidup selama pasta itu kering dan kemudian baterai akan mati. Baterai ini dapat menyala selama 5 jam non stop.

Tindakan pemerintah dan Lapindo Brantas Inc.

Pihak Lapindo telah menyediakan dana sebesar US$ 70 juta atau sekitar 665 milyar untuk dana darurat penanggulangan lumpur. Dana ini digunakan untuk salah satunya adalah membuat tanggul untuk membendung area genangan lumpur. Namun dengan terus bertambahnya volume semburan lumpur lapindo, pembuatan tanggul dirasa tidak menyelesaikan masalah. Ditambah lagi dengan datangnya musim hujan, volume yang tertampung dalam tanggul akan menjadi besar dan dapat mengakibatkan jebolnya tanggul. Hal ini sangat bebahaya jika terjadi dalam jangka waktu yang pendek, karena kawasan sekitar tanggul adalah jalan raya, rel kereta api, dan rumah penduduk. Ada tiga tim ahli yang dibentuk untuk menyelesaikan masalah bencana lumpur lapindo. Tiap tim terdiri dari perwakilan Lapindo Brantas Inc., pemerintah dan sejumlah ahli dari beberapa universitas terkemuka. Tim ini dibentuk untuk menyelamatkan penduduk sekitar, menjaga infrastuktur, dan menangai semburan lumpur dengan resiko lingkungan terkecil. Seluruh biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas tiap tim akan ditanggung oleh Lapindo Brantas Inc.
Selain itu Lapindo Brantas Inc. juga harus memberikan ganti rugi bagi para korban. Lapindo Brantas Inc berkewajiban untuk membayar sebanyak 13.237 berkas. Saat ini masih ada 3.348 berkas dengan total pembayaran 786 milyar yang masih belum tertangani. Dengan kata lain sebanyak 75 persen dari berkas yang ada telah dilunasi. Lapindo Brantas Inc telah mengeluarkan dana sebanyak 8 triliun, dimana 5 triliun digunakan untuk penanganan semburan lumpur lapindo dan triliun digunakan untuk pembayaran aset warga.

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Dari karya tulis diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

  • Dari banyak pendapat ahli diketahui bahwa bencana lumpur lapindo ini disebabkan oleh kelalaian yang dilakukan oleh Lapindo Brantas Inc. Pihak Lapindo Brantas Inc tidak melakukan pemasangan casing sesuai dengan spesifikasi standar teknis pengeboran, sehingga mengakibatkan terjadinya blow out atau semburan lumpur.
  • Bencana lumpur lapindo ini juga memberikan banyak dampak, tidak hanya pada masyarakat sekitar namun juga pada aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Hal ini dilihat dari banyaknya warga yang kehilangan tempat tinggal, lapangan pekerjaan, dan sarana pendidikan. Bukan hanya itu, warga sekitar juga kesulitan untuk mendapatkan air bersih, listrik, dan jaringan telepon. Selain itu juga masih ada pula pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh bencana ini. Namun dibalik semua dampak negatif tersebut masih ada pula dampak positif yang bisa didapat dari terjadinya bencana ini. Dampak positif itu yaitu pembuatan batu bata dan genteng dari lumpur lapindo serta pembuatan baterai dengan lumpur lapindo yang telah memenangkan juara juara kedua dari kompetisi Technopreneurship Pemuda 2012.
  • Pemerintah dan Lapindo Brantas Inc bekerjasama dalam melakukan upaya penyelesaian lumpur lapindo ini, tiga tim telah dibentuk untuk menyelesaikan masalah ini. Lapindo Brantas Inc juga telah melakukan 75% pembayaran ganti rugi terhadap warga.

Saran
Diharapkan pemerintah dan Lapindo Brantas Inc akan dapat dengan segera memberikan penyelesaian dari bencana lumpur lapindo ini, sehingga dampak yang ditimbulkan oleh bencana ini tidak meluas. Selain itu Lapindo Brantas Inc diharapkan juga dapat segera melakukan pelunasan pembayaran ganti rugi kepada masyarakat korban lumpur lapindo. Sehingga mereka dapat memulai hidup mereka dengan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_lumpur_panas_Sidoarjo
http://nasional.kompas.com/read/2012/05/30/03095137/Dampak.Lumpur.Meluas
http://lapindo-brantas.co.id/id/about/history/
http://kenalilahbencanaalam.blogspot.com/2009/03/kronologis-terjadinyabencana-lumpur.html
http://nasional.inilah.com/read/detail/58352/penyebab-lumpur-lapindo-gempa#.UiHkYn9TuAM
http://steffyapriyanti.blogspot.com/2013/01/lumpur-lapindo.html
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=293926:korban-lumpur-lapindo-belum-terima-pembayaran&catid=95:nusantara&Itemid=146

Leave a comment